Ketika di pintu gerbang emas aku
berdiri,
Segala deritaku, segala dukaku
berlalu,
Betapa sedap mendengar maklumat
keberkatan:
Masuk, hamba setia, selamat
datang di rumah.
***
Sering kita tempuh jalan di
hadapan kita
Dengan hati yang lelah dan beku.
Sering kita berjerih di tengah
kesuraman
Dan lading kita jauh terpencil.
Tetapi “Marilah, hai kamu yang
terberkati”
dari Sang Juruselamat
Akan membayar segala pekerjaan
kita
Ketika kita berkumpul pagi itu
Di tempat kabut hilang.
***
Ketika perjuangan kita di sini
berakhir
Dan perlombaan kita di bumi
selesai
Ian akan bersabda, asalkan kita
setia,
“Selamat datang di rumah,
anak-Ku, baik sekali.
Sumber: Buku Demi Allah dan Demi Indonesia - Samuel Tumanggor, hal 158-159
No comments:
Post a Comment