UAN kini merupakan momok yang menakutkan bagi segenap
generasi muda dibangku sekolah. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi. Tak banyak
siswa/siswi yang stress/depresi saat akan menghadapi UAN. Meskipun pada
akhirnya ada juga prestasi yang diraih oleh segelintir siswa/siswi namun efek
terbesarnya ialah meninggalkan kesan yang menakutkan bahkan traumatic bagi
pribadi siwa/siswi serta para guru yang telah berdedikasi dalam hal membimbing
dan mendidik.
Dengan kejadian seperti diatas, masih dapatkah kita
berbangga dengan prestasi yang dicapai segelintir siswa/siswa ? Sedangkan ada
sekian banyak penyakit yang telah ditimbulkan karena UAN ?
Seingat saya, dalam salah satu berita, Progam pemerintah ini
direalisasikan dengan salah satu maksud menandingi standar kelulusan di
negara-negara tetangga yang telah berada pada kisaran nilai 8.
Patut diyakini, pemerintah sebenarnya sangat sadar bahwa
belum tercapainya pemerataan pembangunan dunia pendidikan. Masih banyak
saudara-saudara di berbagai daerah pelosok yang belum dapat menikmati sarana
dan prasana pendidikan yang memadai.
Diantaranya, kekurangan tenaga pengajar/guru, kekurangan
buku-buku pendukung, masih terisolasi dari dunia global akibat kurangnya
informasi yang diperoleh, keadaan sekolah yang sangat memprihatinkan, belum
lagi letak sekolah yang begitu amat jauh dari pemukiman siswa/siswi. Dengan
kata lain, ada daerah dimana ketikan ingin bersekolah, siswa/siswi harus
bersekolah didesa seberang yang jaraknya bahkan berkilo-kilo meter dari rumah
mereka.
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak didukung dengan
pengawasan langsung dilapanganlah yang menjadi persoalan sejauh mana pemerintah
memahami rakyatnya, terutama siswa/siswa, generasi penerus bangsa. Pengawasan
yang minim, yang hanya membaca kertas (laporan), bersenandung dikursi putar,
inilah yang menurunkan kepedulian pemerintah.
Anggaran 20 persen yang dialokasikanpun belum mampu
memeratakan pembangunan dunia pendidikan. Apalagi pemerataan tingkat kelulusan
! Jangan mimpi boss… mendekati ujian, hampir seluruh siswa bergerilya mencari
bocoran soal, mencari kunci-kunci jawaban. Entah itu benar, entah itu salah,
urusannya nanti. Yang penting sudah ditemukan sedikit pelipur lara.
Mana bisa belajar sekian tahun, kelulusannya serta
kelanjutan masa depannya hanya ditentukan hanya dalam seminggu ? Siswa/siswi
yang pintar pun ada yang tidak lulus ! Salah siswa/siswi atau salah pemerintah
? Orang tua mati-matian cari duit buat sekolah anaknya selama bertahun-tahun,
demi masa depan, seakan hilang arah ketika mendengar anaknya tidak lulus dalam
perjuangan seminggu !
Sebenarnya UAN ini dapat dikategorikan Cobaan kah atau Uji
Nasib ?
Program UAN juga selalu diupgrade. Dari tahun ke tahun
jumlah paket soalnya ditambah ! Apa gunanya ? agar tidak ada saling contek ?
agar pusing cari kunci jawaban/soal bocoran ? atau pemerintah sedang melatih
mental generasi muda agar piker diri masing-masing saja (apabila 1 ruangan
ujian, masing-masing siwa dapat 1 paket ), biar negara tetangga bisa WOW gitu
mungkin sampai koprol melihat hasil UAN generasi penerus bangsa ? entah
memuaskan, lulul. Atau….hmmmm
Sebenarnya program UAN ini, program untuk mencerdaskan
bangsa terutama generasi penerus ataukah program untuk memperkaya kelompok
tertentu ? Bayangkan saja bila UAN dijadikan proyek ! Pabrik kertas, pabrik
tinta, pasti dapat omset besar sekali. Jadi mungkin saja, hutan dinegeri kita
makin gundul, salah satu penyebabnya karena program UAN yang membutuhkan banyak
sekali kertas.
Pastinya masih ada solusi, jalan terbaik dalam hal
mencerdaskan bangsa yang didalamnya terdapat berjuta jiwa generasi muda, calon
pemimpin masa depan. UAN bukan satu-satunya jalan untuk mengukur dan meningkatkan
kualitas pendidikan dinegeri ini.
Masih banyak hal-hal di dunia pendidikan yang perlu ditata,
dikembangkan. Bahkan lebih penting dari UAN dan lebih menjanjikan serta
menjamin kualitas generasi penerus bangsa.
Tiba saatnya untuk lebih tegas menilai dan memutuskan
bahwa UAN akan menghasilakan Prestasi
atau Penyakit ? dan apakah UAN merupakan Cobaan atukah sekedar Uji Nasib ?
No comments:
Post a Comment