Pages - Menu

Selayang Pandang

"Tak seorang pun mampu mendefenisikan cinta dengan sempurna sebab tak seorang pun juga mampu mencintai secara sempurna. Hanya Tuhan yang sempurna, termasuk dalam hal mencintai kita, anda dan saya !"

About Me

My photo
Hi. saya JP / Jansn / Pur. Lahir di tanggal 17 September. Sukses terbesarku ialah ketika setiap pribadi yang mengenalku, tersenyum bahagia saat mendengar namaku dan mereka katakan, 'aku mengasihi dia'.

Friday, July 5, 2013

JP Says... (ii)



Tak seorang pun mampu mendefenisikan cinta dengan sempurna sebab tak seorang pun juga mampu mencintai secara sempurna. Hanya Tuhan yang sempurna, termasuk dalam hal mencintai kita, anda dan saya !

Suatu kebenaran itu dapat terlihat dan sebuah kesungguhan itu dapat terasa ketika apa yang didengar oleh telinga senada dengan apa yang terlihat oleh mata.

Jangan bertahan bertahan pada kesemuan kehidupan. Tak satupun yang mampu bertahan hingga abadai. Secara sadar ataupun tidak, perlahan namun pasti, segala sesuatunya dapat berlalu dengan segera. Persiapkanlah pribadi kita masing-masing menyambut kesegeraan itu.

Saya takut kehilangan dan benci perpisahan.


Sembuhkah luka kita ?




Ketika kita membuka pertengkaran antara masa lalu dan masa sekarang, kita akan menemukan bahwa kita telah kehilangan masa depan. Demikianlah yang dikatakan Winston Churchill.
Telah kita arungi masa kelam dalam tatanan kehidupan orang basudara yang setia akan pela-gandong, dimana pertikaian berdarah yang menghilangkan jutaan nyawa dan harta benda serta melahirkan perpecahan yang jelas terlihat dimasa sekarang.

Kebersamaan bukan lagi komunitas kehidupan heterogen namun kini menjadi komunitas homogen. Semuanya dipetak-petakan. Semuanya takar agar seimbang. Semuanya diperhitungkan detailnya. Kesemuanya itu hanya agar tidak menimbulkan kecemburuan dan iri hati yang berpotensi melahirkan konflik yang selalu dikumandangkan merupakan konflik horizontal.


Kini tersiar beribu kabar, kita damai.
Namun juga bertabur berjuta tanya, apakah benar telah damai tiada lagi kerusuhan, tiada lagi ketakutan yang melanda ?
Bukankah perih dan luka yang tak terlihat itu sulit disembuhkan ?
Saya korban, anda korban, kita semua adalah korban.
Siapa yang harus dituntut ? Siapa yang harus kita adili ?
Demi sebuah keadilan atas kesukaran yang pernah kita nikmati.



Luka itu masih ada. Luka itu masih tersembunyi dan mungkin takkan pernah nampak. Setiap kita memiliki cerita, setiap kita memiliki kisah yang apabila disandingkan hanya melahirkan perbedaan.

Khebinekaan kita yang terikat pela-gandong semakin samar.
Marilah kita jujur akan hal itu untuk hati kita akibat luka masa lalu.
 
Jangan terus berbohong, seakan semuanya baik-baik saja.

Yang terpendam pasti akan menguak.
Semua ingin nyaman, ingin tenang,
Semua inginkan kedamaian.


Namun apa artinya sebuah kata damai yang tercurap disertai luka perih yang telah melebam dalam nurani ?
Apabila pela-gandong itu ada, masih ada, meskipun hanya setetes, biarlah kita masohi kumpulkan setetes demi setetes bulir pela-gandong itu,
Dan menjadikannya aliran kesejukan yang menyatukan hidup orang basudara.